.

Mobil Listrik Indonesia dan 4 Kendalanya

Solopos.com, JAKARTA – Salah satu produsen baterai lithium PT Nipress menyatakan ada empat kendala yang dapat menghadang pengembangan mobil listrik nasional ke depan antara lain harga, infrastruktur, mengubah budaya masyarakat dan industri oposisi.

“Dari sisi harga, baterainya itu mahal, dan umurnya lebih cepat dari umur mobil itu sendiri,” kata Direktur Operasional PT Nipress Tbk Richard Tandiono, di sela-sela peresmian pabrik baterai lithium pertama milik PT Nipress, di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2013).

Dia mengatakan dari sisi infrastruktur mobil listrik memerlukan alat dan sarana untuk menambah daya terhadap baterai. Alat dan sarana itu harus tersedia di tempat umum maupun di rumah pemilik mobil.

Di sisi lain pengembangan mobil listrik juga perlu mengubah kebiasaan masyarakat yang lebih terbiasa mengisi bahan bakar minyak di SPBU.

“Sedangkan kendala lain yakni industri oposisi, yakni kendaraan konvensional berbahan bakar minyak,” kata dia.

Meskipun demikian Richard menyampaikan bahwa pengembangan mobil listrik berdaya baterai lithium masih sangat menjanjikan. Dia menilai Indonesia bisa menjadi pelopor dalam pengembangan mobil listrik.

PT PLN Tbk sendiri telah menyatakan kesiapannya mendukung pengembangan mobil listrik dengan mempersiapkan alat penambah daya yang bisa dipakai di rumah maupun di tempat umum.

Direktur PLN Nur Pamudji mengatakan mobil listrik nantinya bisa menjadi pelanggan PLN yang bergerak.

“Ibaratnya sama saja pelanggan listrik di rumah namun yang bergerak. Ini peluang pasar besar, sehingga PLN mendukung,” ujar dia. JIBI/Solopos/Antara

sumber

Mobil Listrik

Mobil Listrik
Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lainnya. Mobil listrik sangat populer pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena teknologi mesin pembakaran dalam yang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakar bensin yang semakin murah. Krisis energi pada tahun 1970-an dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat pada mobil-mobil listrik, tapi baru pada tahun 2000-an lah para produsen kendaraan baru menaruh perhatian yang serius pada kendaraan listrik listrik. Hal ini disebabkan karena harga minyak yang melambung tinggi pada tahun 2000-an serta banyak masyarakat dunia yang sudah sadar akan buruknya dampak emisi gas rumah kaca. Sampai bulan Novemver 2011, model-model listrik yang tersedia dan dijual di pasaran beberapa negara adalah Tesla Roadster, REVAi, Renault Fluence Z.E., Buddy, Mitsubishi i MiEV, Tazzari Zero, Nissan Leaf, Smart ED, Wheego Whip LiFe, Mia listrik, dan BYD e6. Nissan Leaf, dengan penjualan lebih dari 20.000 unit di seluruh dunia (sampai November 2011),dan Mitsubishi i-MiEV, dengan penjualan global lebih dari 17.000 unit (sampai Oktober 2011), adalah kedua mobil listrik paling laris di dunia.

Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa. Yang paling utama adalah mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor. Selain itu, mobil jenis ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya. Pada akhirnya, ketergantungan minyak dari luar negeri pun berkurang, karena bagi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, kenaikan harga minyak dapat memukul ekonomi mereka. Bagi negara berkembang, harga minyak yang tinggi semakin memberatkan neraca pembayaran mereka, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.

Meskipun mobil listrik memiliki beberapa keuntungan potensial seperti yang telah disebutkan di atas, tapi penggunaan mobil listrik secara meluas memiliki banyak hambatan dan kekurangan. Sampai pada tahun 2011, harga mobil listrik masih jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa dan kendaraan listrik hibrida karena harga baterai ion litium yang mahal. Meskipun begitu, saat ini harga baterai mulai turun karena mulai diproduksi dalam jumlah besar. Faktor lainnya yang menghambat tumbuhnya penggunaan mobil listrik adalah masih sedikitnya stasiun pengisian untuk mobil listrik, ditambah lagi ketakutan pengendara akan habisnya isi baterai mobil sebelum mereka sampai di tujuan. Beberapa pemerintah di beberapa negara di dunia telah menerbitkan beberapa insentif dan aturan untuk menanggulangi masalah ini, yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan mobil listrik, untuk membiayai pengembangan teknologi mobil listrik sehingga harga baterai dan komponen mobil bisa semakin efisien. Pemerintah Amerika Serikat telah memberikan dana hibah sebesar US$2,4 miliar untuk pengembangan mobil listrik dan baterai. Pemerintah China mengumum kan bahwa mereka akan menyediakan dana sebesar US$15 milyar untuk memulai industri mobil listrik di negaranya. Beberapa pemerintah lokal dan nasional di banyak negara telah menerbitkan kredit pajak, subsidi, dan banyak insentif lainnya untuk mengurangi harga mobil listrik dan mobil plug-in.
Diberdayakan oleh Blogger.

Category

Followers

About

Follow us on FB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Back to top